NhatXu – OpenAI kini resmi menjadi start-up paling berharga di dunia, melampaui nilai SpaceX milik Elon Musk. Kenaikan ini terungkap setelah karyawan dan mantan karyawan OpenAI menjual saham senilai sekitar USD 6,6 miliar (Rp109,56 triliun) kepada investor dalam transaksi penjualan sekunder.
“Baca Juga: Komdigi Ajak Ciptakan Ruang Digital Sehat Demi Persatuan Bangsa”
Awal 2025, OpenAI diperkirakan bernilai USD 300 miliar (Rp4.980 triliun), sementara SpaceX mencapai valuasi sekitar USD 400 miliar (Rp6.640 triliun). Namun, setelah penjualan saham ini, valuasi OpenAI melonjak melampaui USD 500 miliar (Rp8.300 triliun), menurut sumber yang mengetahui kesepakatan.
Peningkatan valuasi ini muncul di tengah negosiasi OpenAI dengan Microsoft untuk mengubah struktur perusahaan menjadi entitas nirlaba tradisional. Microsoft adalah mitra strategis terbesar OpenAI dan telah berinvestasi miliaran dolar dalam pengembangan kecerdasan buatan dan infrastruktur perusahaan.
CEO Microsoft, Satya Nadella, menyatakan bulan lalu bahwa kemajuan AI bisa membuat bisnis inti Microsoft usang. Perusahaan ini pun memangkas lebih dari 15.000 pekerja tahun ini dalam rangka reorganisasi.
OpenAI didirikan pada 2015 sebagai laboratorium penelitian nirlaba dengan tujuan mengembangkan AI demi manfaat umat manusia secara luas. Popularitas OpenAI meroket setelah peluncuran ChatGPT pada 2022, yang dengan cepat menarik jutaan pengguna di seluruh dunia. Sejak saat itu, OpenAI terus merilis model AI canggih, termasuk GPT-5 yang diluncurkan pada Agustus 2025. Selain itu, perusahaan menjalin kerja sama infrastruktur besar dengan Oracle dan SK Hynix.
Konflik Internal dan Persaingan dengan xAI Elon Musk Memanas di Tengah Keberhasilan OpenAI
Meski Elon Musk adalah salah satu pendiri OpenAI, ia keluar dari dewan direksi pada 2018. Musk menuduh OpenAI meninggalkan misi nirlaba awal setelah menerima investasi miliaran dolar dari Microsoft. Tahun lalu, Musk mengajukan gugatan hukum untuk menghentikan rencana restrukturisasi OpenAI menjadi entitas nirlaba. Namun, permintaannya ditolak, dan kasusnya masih berjalan hingga kini.
Di sisi lain, perusahaan AI milik Musk, xAI, menggugat OpenAI dengan tuduhan pencurian rahasia dagang. OpenAI membantah keras tuduhan tersebut. Persaingan antara OpenAI dan xAI ini menambah dinamika di industri kecerdasan buatan yang semakin kompetitif. Sementara itu, OpenAI terus mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar AI global.
“Baca Juga: Samsung Galaxy Ring Bermasalah, Baterai Kembung Tak Bisa Dilepas”
Perjalanan OpenAI menunjukkan transformasi startup teknologi yang mampu berkembang pesat lewat inovasi produk dan kemitraan strategis. Namun, pertarungan hukum dan perbedaan visi juga menjadi bagian dari cerita besar perusahaan ini.
Ke depan, perubahan struktur menjadi entitas nirlaba tradisional dan dukungan Microsoft dapat membuka peluang baru bagi OpenAI dalam pengembangan AI yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan. Dengan valuasi yang terus meningkat, OpenAI diperkirakan akan memainkan peran penting dalam masa depan teknologi AI global. Investor dan pengguna teknologi pun akan terus mengawasi langkah perusahaan ini dengan cermat.




Leave a Reply