NhatXu – Pada Kamis (30/10/2025), Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Mengumumkan bahwa ia telah menginstruksikan Departemen Pertahanan (Pentagon) untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir dengan tujuan menyamai uji coba yang dilakukan oleh negara-negara nuklir lainnya, termasuk Rusia dan China. Dalam pernyataannya di platform media sosial Truth Social, Trump menyatakan bahwa proses uji coba senjata nuklir AS akan segera dimulai. “Karena negara-negara lain sedang menguji program nuklir mereka. Saya telah menginstruksikan Departemen Perang untuk mulai menguji Senjata Nuklir kami secara setara,” kata Trump.
“Baca Juga: Putin Uji Coba Torpedo Nuklir Super Poseidon Setelah Rudal Kiamat”
Trump menekankan bahwa Rusia saat ini berada di posisi kedua dalam hal kekuatan nuklir, sementara China berada di posisi ketiga. Namun, ia mengklaim bahwa AS akan menyamai kekuatan Rusia dalam lima tahun ke depan. Keputusan ini datang di tengah ketegangan global terkait uji coba persenjataan nuklir yang dilakukan oleh Rusia dan berkembangnya kebijakan nuklir China.
Ketegangan Nuklir: Uji Coba Senjata Rusia dan China Menambah Ketidakpastian Global
Keputusan Trump untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir AS tidak terlepas dari uji coba yang baru dilakukan oleh Rusia. Pada Rabu (29/10/2025), Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan keberhasilan uji coba torpedo bertenaga nuklir Poseidon. Torpedo ini diklaim memiliki kemampuan untuk menghancurkan wilayah pesisir dengan menciptakan gelombang laut radioaktif yang dahsyat. Poseidon dipandang sebagai senjata yang sangat kuat, yang menambah ketegangan dalam hubungan internasional, terutama dengan negara-negara Barat.
Rusia juga baru-baru ini menguji coba rudal jelajah Burevestnik pada 21 Oktober dan melaksanakan latihan peluncuran nuklir pada 22 Oktober 2025. Langkah-langkah ini memperlihatkan komitmen Moskow untuk memperkuat kekuatan nuklirnya di tengah meningkatnya ketegangan dengan negara-negara besar lainnya. Seperti Amerika Serikat dan negara-negara NATO.
AS Terakhir Uji Senjata Nuklir pada 1992: Apa yang Diharapkan dari Uji Coba Baru?
Amerika Serikat terakhir kali menguji senjata nuklir pada tahun 1992. Uji coba tersebut dilakukan sebagai bagian dari evaluasi kemampuan senjata nuklir yang dimiliki AS pada saat itu. Sejak itu, Amerika Serikat tidak lagi melakukan uji coba nuklir. Seiring dengan adanya perjanjian internasional yang melarang uji coba nuklir dan fokus pada pemeliharaan dan pembaruan teknologi senjata nuklir yang ada.
Dengan dimulainya uji coba nuklir baru, AS berharap dapat memperoleh data teknis terbaru tentang kemampuan senjata nuklirnya. Serta memastikan apakah senjata nuklir yang lebih lama masih dapat berfungsi dengan efektif. Uji coba ini juga berfungsi untuk menilai kemampuan dan kecanggihan senjata nuklir baru yang mungkin dikembangkan oleh AS dalam beberapa tahun mendatang.
Dampak Internasional: Pesan Kekuatan Nuklir AS kepada Rusia dan China
Langkah Trump ini memiliki implikasi besar bagi politik internasional, terutama terkait dengan hubungan nuklir AS dengan Rusia dan China. Pengumuman tentang uji coba nuklir yang setara dengan negara-negara nuklir lainnya dapat dilihat sebagai pernyataan kekuatan strategis Amerika Serikat. Uji coba ini tidak hanya akan memberikan bukti kemampuan senjata nuklir AS. Tetapi juga menambah ketegangan dalam hubungan dengan negara-negara besar yang telah memperkuat arsenal nuklir mereka.
Rusia dan China kemungkinan akan melihat langkah ini sebagai respons langsung terhadap uji coba nuklir mereka. Yang dalam beberapa tahun terakhir semakin intensif. Terlebih lagi, kebijakan nuklir AS ini akan mempengaruhi perundingan tentang pengendalian senjata di masa depan dan dapat memperburuk ketegangan antara kekuatan besar dunia.
“Baca Juga: ByteDance Kembangkan Platform Gaming Baru untuk Saingi Raksasa Industri”
Sejarah Nuklir AS: Dari Alamogordo hingga Uji Coba Nuklir Modern
Program senjata nuklir AS dimulai pada tahun 1945, ketika Amerika Serikat berhasil menguji coba bom atom pertama di Alamogordo, New Mexico, pada Juli 1945. Uji coba ini menjadi tonggak penting dalam sejarah, yang kemudian diikuti dengan penggunaan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada Agustus 1945 untuk mengakhiri Perang Dunia II. Keputusan untuk menggunakan senjata nuklir ini mengubah paradigma geopolitik dunia dan memulai era nuklir yang mendominasi perang dan kebijakan internasional selama beberapa dekade berikutnya.
Sejak itu, AS terus mengembangkan dan menguji senjata nuklir dengan tujuan memperkuat kekuatan strategis globalnya. Namun, dengan adanya moratorium uji coba nuklir sejak 1992, Amerika Serikat kini menghadapi dilema apakah akan melanjutkan uji coba untuk memperbarui senjata nuklir atau berusaha menjaga stabilitas internasional dengan tetap berpegang pada perjanjian pengendalian senjata. Uji coba nuklir yang akan datang menandai babak baru dalam kebijakan nuklir AS dan mempertegas posisinya di kancah global.




Leave a Reply